Penyakit ain


DUA KAEDAH PENYEMBUHAN PENYAKIT AIN

Hadis Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma di atas menjelaskan kepada kita salah satu cara untuk mengubati penyakit 'ain adalah dengan meminta kepada orang yang memandang untuk berwudhu, kemudian bekas air wudhunya disiramkan kepada orang yang dipandangnya. Adapun tata caranya dijelaskan dalam hadis berikut,

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ بْنِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ ، قَالَ : مَرَّ عَامِرُ بْنُ رَبِيعَةَ بِسَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ ، وَهُوَ يَغْتَسِلُ فَقَالَ : لَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ ، وَلاَ جِلْدَ مُخَبَّأَةٍ فَمَا لَبِثَ أَنْ لُبِطَ بِهِ ، فَأُتِيَ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ فَقِيلَ لَهُ : أَدْرِكْ سَهْلاً صَرِيعًا ، قَالَ مَنْ تَتَّهِمُونَ بِهِ قَالُوا عَامِرَ بْنَ رَبِيعَةَ ، قَالَ : عَلاَمَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ ، إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ ، فَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ ثُمَّ دَعَا بِمَاءٍ ، فَأَمَرَ عَامِرًا أَنْ يَتَوَضَّأَ ، فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ، وَرُكْبَتَيْهِ وَدَاخِلَةَ إِزَارِهِ ، وَأَمَرَهُ أَنْ يَصُبَّ عَلَيْهِ
قَالَ سُفْيَانُ : قَالَ مَعْمَرٌ ، عَنِ الزُّهْرِيِّ : وَأَمَرَهُ أَنْ يَكْفَأَ الإِنَاءَ مِنْ خَلْفِهِ

Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, ia berkata: Amir bin Rabi'ah melimpasi Sahl bin Hunaif ketika ia sedang mandi, lalu Amir berkata: Aku tidak melihat seperti hari ini; kulit yang lebih mirip (keindahannya) dengan kulit gadis perawan, maka tidak berapa lama kemudian Sahl terjatuh, lalu beliau dibawa kepada Nabi shallallahu'alaihi wa sallam, seraya dikatakan: "Selamatkanlah Sahl yang sedang terbaring sakit".Beliau bersabda: "Siapa yang kamu curigai telah menyebabkan ini?" Mereka berkata: "Amir bin Rabi'ah".Beliau bersabda: "Kenapakah seorang dari kamu membunuh saudaranya? Seharusnya apabila seorang dari kamu melihat sesuatu pada diri saudaranya yang menakjubkan, hendaklah ia mendoakan keberkahan untuknya".Kemudian beliau meminta air, lalu menyuruh Amir untuk berwudhu, Amir mencuci wajahnya, kedua tangannya sampai ke siku, dua kakinya dan bagian yang lain. Dan Nabi shallallahu'alaihi wa sallam memerintahkannya untuk menyiramkan (bekas airnya) kepada Sahl". Berkata Sufyan, berkata Ma'mar dari Az-Zuhri: Beliau memerintahkannya untuk menyiramkan air dari arah belakangnya". 
(HR. Ibnu Majah dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, Shahih Ibni Majah: 2828)

Cara pengubatan seperti ini adalah ketetapan syari'at dan sesuai dengan tabi'at, harus diyakini kebenarannya walau pun banyak doktor kesihatan tidak memahaminya dan orang yang mengingkarinya tidak akan mendapatkan manfaat darinya. 

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

هَذِهِ الْكَيْفِيَّةُ لَا يَنْتَفِعُ بِهَا مَنْ أَنْكَرَهَا وَلَا مَنْ سَخِرَ مِنْهَا وَلَا مَنْ شَكَّ فِيهَا أَوْ فَعَلَهَا مُجَرِّبًا غَيْرَ مُعْتَقِدٍ

"Cara pengubatan ini tidak akan dapat mengambil manfaatnya orang yang mengingkarinya, orang yang memperolok-oloknya, orang yang meragukannya atau yang melakukannya sekadar mencuba tanpa meyakini". (Fathul Baari. 10/205)

Cara penyembuhan lainnya adalah dengan diruqyah. Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

لاَ رُقْيَةَ إِلاَّ مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمَة

"Tidak ada ruqyah (yang lebih bermanfaat) kecuali untuk penyakit 'ain atau penyakit yang diakibatkan sengatan binatang berbisa". 
(HR. Bukhari dan Muslim dari Buraidah bin Al-Hushaib radhiyallahu'anhu)

Wallahu A'lam..


Ulasan

Catatan popular daripada blog ini

Waktu anak diperintahkan beribadah.

MANHAJ AL-TARJIH & AL-TAKHRIJ BAHAGIAN SATU

FATWA AJARAN BATINIYYAH (EN. WAN HIZAM BIN ABDULLAH, EN. ISMAIL ARIFFIN@LEPAT)